Ga ada niat mendalam untuk berada
dalam organisasi. Hanya berawal dari keinginan mamah supaya aku bisa berada
dalam lingkungan pergaulan yang baik, berada dalam lingkungan yang agamis,
berharap agar aku kelak bisa menjadi orang yang tidak akan pernah menyesal
dengan masa mudaku.
Ga ada alasan untuk tidak memenuhi
keinginan mama tersebut.Karena aku belum bisa memberi apa-apa, dan belum bisa
berbuat apa-apa selain melakukan apa yang menjadi keinginannya terhadapku.
Ga ada alasan lain selain mamah.
Aku bukanlah orang yang baik dalam
segi sosial, bahkan bisa dikatakan sangat buruk. Dan semua semakin buruk ketika
aku menginjakkan kaki di bangku sekolah. Aku ga bisa menyesuaikan diri dengan
teman-temanku. Aku mendapat beberapa teman karena mamah yang PDKT dengan mereka.
Aku juga bukanlah seorang siswa
yang aktif, belum pernah seumur hidupku mengikuti organisasi di sekolah. Aku
selalu menganggap hal itu akan mengganggu sekolahku, selain itu hal itu hanya
akan membuang-buang waktuku.
Belum lagi, Bapak yang terlalu over protective sehingga aku ga bebas
untuk melakukan berbagai hal.
Karena alasan itulah awalnya aku sempat
ragu untuk berusaha “melamar” masuk ke dalam organisasi agamis. Tapi hanya
terngiang kalimat yang mamah ucapkan untuk aku yang bisa meyakinkan aku untuk
mencobanya.
Awalnya…
Sekitar akhir Januari, aku membaca open recruitment organisasi agamis ini
di kampus, yaitu BSO Al IQTISHODI. Aku membacanya melalui postingan FB dari
seorang senior tentang oprec itu. Tanpa
ada yang tau (awalnya) aku mendaftar ke IQTI (sebutan akrab untuk Iqtishodi) melalui
SMS.
Sambutan hangat kudapatkan dari
seseorang di seberang sana yang membalas smsku, yang akhirnya ku ketahui ia
adalah ketua/Mas’ul dari organisasi ini, Ka Leo. Awalnya aku hanya memilih LC
(Karena tertarik dengan proker MAGENTA). Tapi ternyata, kata ka Leo harus pilih
2, jadi yang 1 lagi, aku pilih Biro muslimah (biar bisa belajar jadi wanita
normal #ups).
Ternyata ada tes wawancaranya juga
untuk masuk Iqti. Sebenernya sih itu bukan wawancara, Cuma bincang-bincang aja
kalo menurutku. Aku inget banget, waktu itu yang wawancarain aku adalah ka Desi
Ayu. Ka Desi adalah orang pertama yang membuat aku merasa nyaman di lingkungan
itu. Ia bisa paham dengan baik apa yang aku sampaikan. Aku nyaman sehingga aku
bisa sampaikan dengan jujur apa alas an aku masuk Iqti. Kalau sebagian besar
teman-teman yang lain kasih alas an masuk Iqti karena Allah, karena ingin
memperdalam ilmu agama, dan sejenisnya, kalau aku ga bisa bohong. Aku bilang,
aku masuk Iqti karena mama, iya karena mama. Mungkin terdengar aneh, tapi
itulah yang sejujurnya.
Sebenarnya dihari wawancara itu,
aku juga mengalami hal yang tidakmenyenangkan mengenai organisasi lain yang
ingin ku coba (ket : ditolak untuk berwawancara di organisasi itu) sehingga berharap dengan jawaban-jawaban jujur
yang aku berikan ke ka Desi, membuat aku juga di tolak di Iqti. Oya di hari
wawancara ini juga, barulah teman-temanku tau kalau aku daftar di Iqti.
Singkat cerita, beberapa hari
kemudian teman-temanku udah dapat sms dari Ka. Dep/Bir Iqti bahwa mereka
diterima di Iqtishodi di Departemen atau Biro yang mereka inginkan. Dan pada
saat itu, aku belum menerima sms apapun. Hati kecilku berharap agar aku ga
diterima di Iqti. Hehehe. Teman-teman yang lain udah mulai ribet nanya “Zel
kamu diterima di mana?” dan dengan ringan aku jawab “ditolak”. Mereka pun ga
dengan mudah percaya, tapi aku ga peduli.
Allah berkehendak lain.
Sabtu, 3 Maret 2012 pukul 21.34, HP
ku berbunyi, terlihat sms dari nomor yang tidak ku kenal. SMS itu berbunyi :
Bersama artinya bersaudara, bersaudara artinya
berjuang,
Siapkah hati, jiwa, raga, dan harta kita untuk
bersaudara?
Siapkah mata, telinga, lisan dan tangan kita
untuk bersaudara?
Kesulitan, kerepotan, rasa sakit, semua yang
nanti ada dalam kebersamaan perjuangan..
Imani ini..
Ahlan wa sahlan..
Selamat bergabung dalam barisan pejuang tangguh
LEARNING CENTER BSO AL IQTISHODI 2012-2013
^Sesungguhnya orang terbaik yang kamu
pekerjakan adalah orang yang kuat lagi amanah^ (QS Al Qashas : 26)
-Tidak ada iman orang yang tidak punya amana,
dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya- (HR Ahmad No
12787)
Siapkah berjuang bersama kami?
Ervina Maulida
Kepala Departemen Learning Center
SMS itu bikin
aku kaget, sedih, dan senang. Semua campur aduh deh rasanya. Kaget karena
berpikir, bagaimana mereka bisa menerima aku yang ga punya alasan kuat untuk
masuk Iqti selain karena mama dan penampilan aku yang urakan (jika dibandingkan
dengan mereka). Sedih karena merasa akan banyak waktu, tenaga, pikiran, dan
lainnya yang akan terkuras dengan proker yang akan kami jalankan, yang biasanya
hal itu pasti akan aku gunakan hanya untuk belajar dan bermain. Senang karena,
setidaknya aku bisa mengabulkan harapan kecil mamah.
SMS itu juga
bikin aku tersadar, akan amanah dan tanggung jawab yang akan aku emban minimal
10 bulan kedepan.
Cerita
berikutnya adalah hal yang terjadi selama masa kepengurusan itu. Di tunggu yaaa…
Terima kasih
^_^
0 komentar:
Posting Komentar