Tahun 2013 sudah berakhir sejak seminggu
yang lalu. Masih ga habis pikir bagaimana aku bisa lalui tahun yang menurutku
aneh. Aku melaluinya seperti bukan dengan seperti biasanya tahun-tahun yang
kulalui.
Menjelang dan setelah muktamar Iqti tahun
lalu, dapat sms dari kakak-kakak senior yang menanyakan tentang kelanjutan di
Iqti. Haduuuh rasanya capek jawabnya karena waktu itu keputusannya aku ga bisa
lanjut karena 3 alasan sesuai kesepakatan awal. Alasan pertama karena nilai ku
turun. Aku ga pernah menyalahkan kegiatan-kegiatan yang aku ikuti, tapi orang
tua ku selalu berpikir kalau nilaiku turun pasti karena kegiatan yang aku
ikuti, jadi kami membuat kesepakatan kalau nilai turun, artinya ga boleh ikut
kegiatan lagi, dan harus lebih fokus belajar. Alasan kedua berkaitan dengan
alasan pertama, yaitu karena ga dapat izin, terutama dari mamah. Aku terbiasa
meminta izin untuk hal sekecil apapun ke mamah. Ketika mamah bilang ‘tidak’ ya
artinya tidak, dan aku pun bakal nurut. Alasan ketiga, karena aku ga suka sama
mas’ul yang baru. Kenapa? Ga tau deh, pokoknya ga suka aja sama orangnya.
Mungkin karena dia selalu tampil dalam banyak kegiatan mulai dari masa MPA. Hmm
entahlah.
Tanggal 24 Januari 2013, ka Leo sms
menawarkan hal yang menurutku kayaknya dia salah orang deh. Atau sebenernya dia
ga tau siapa aku sebenarnya? Akhirnya aku abaikan tawaran itu tanpa jawaban.
Hingga tanggal 26 Januari 2013 aku dapat sms dari orang yang aku ga suka yang
aku ceritakan diparagraf sebelumnya. Sms nya basa basi lagi nanyain kondisi
kesehatan (waktu itu aku emang abis sakit). Sebenarnya malas untuk balas
sms-sms nya karena aku tau pasti ada kaitannya dengan sms ka Leo. Tapi untuk
menghargai, yaa aku balas seperlunya. Dan akhirnya benar aja, dia menawarkan
hal yang sama dengan yang ka Leo pernah tawarkan.
Dengan maksud hanya untuk membuktikan
sebenarnya apa sih yang bikin banyak orang percaya dan mengandalkan orang itu,
akhirnya tanggal 30 Januari 2013, aku menjawab ‘pinangan’ itu dengan singkat “iya,
insya Allah”. Waktu itu aku cuma berpikir ‘toh kerjaan gue cuma sirkulasi
keuangan, gampanglah’.
Tapi ternyata,
aku salah, salah banget. Setelah mendapat tauris (turunan) ada hal inti yang
aku pahami, menjadi seorang Badan Pengurus Harian itu lebih dari sekedar
mengerjakan tugas pokok, kita punya tugas yang tidak kalah penting, yaitu harus
peduli dengan semua orang yang bekerja sama dengan kita. Iya perlu digaris
bawahi nih, harus peduli dengan semua orang. Yaa ampuuuun, itu adalah
hal yang paling sulit untuk aku lakuin. Aku ulang ya ‘Paling Sulit’. Semua
orang yang kenal aku juga tau kalau aku sama diriku sendiri aja cuek, apalagi
sama orang lain, sebanyak itu lagi. Astagaaa…. (mendramatisir).
Aku tau amanah
ini nantinya bukan hanya dipertanggungjawabkan di dunia tapi juga di akhirat.
So, dari pada nanti aku dzolim sama amanah ini dan akhirnya di akhirat aku
makin lama disiksa di neraka lebih baik aku mundur di awal. Keputusan ini
membuat aku mendapat banyak ‘ceramah’ dari banyak orang. Haduuuh baru awal aja
udah kena ‘ceramah’. Males banget kan?! Aku tuh ga suka diceramahin, apa lagi
sama orang-orang yang sebenarnya ga tau aku dengan baik. Orang yang boleh ceramahin
aku itu cuma orang tua dan kakakku. Yang lain ga boleh, aku ga suka.
Tapi entah
kenapa, setelah menyatakan pengunduran diri itu, aku tetap menghadiri kegiatan
mereka. Waktu itu kegiatannya adalah proses perkenalan pengurus di sebuah
masjid. Dari sekian banyak kalimat yang diucapkan sama orang-orang disana, ada
satu kalimat yang membuat aku langsung sedikit tersadar. “Dimas akan tetap
berjuang di jalan ini, dengan atau tanpa orang lain di samping Dimas karena ada
Allah yang akan terus membantu Dimas”. Aku langsung berpikir, iya ya kenapa aku
ngerasa dibutuhin disini, aku salah, aku harus pikirkan kembali kenapa aku bisa
berada disini bersama mereka, dan kenapa aku harus ikut bekerja bersama mereka.
Setelah kejadian
itu, aku emang ga langsung nemu jawaban atas pertanyaan yang ada di kepalaku
itu. Aku hanya coba luruskan niat dan coba lakukan sebisa yang aku lakukan. Ga
perlu jadi yang terbaik, tapi berusaha memberikan yang terbaik.
Banyaaaaaaaak
hal yang aku peroleh dari kebersamaan kita, banyak hal yang tidak aku pahami
tapi bisa aku percaya.
Ka Mira… aku
belajar untuk ceria dan apa adanya darinya. Aku juga belajar untuk peduli
dengan lingkungan sekitar darinya. Dia adalah sosok yang kurang lebih
‘miringnya’ sama kayak aku. Tapi kalau kita lagi serius, kita juga bisa kok.
Satu hal mungkin yang aku kurang suka darinya adalah aku sering merasa ia
menomor sekiankan amanahnya. Yaa walaupun aku tau alasan-alasannya, tapi
menurutku itu kurang cukup. Hehehe…
Ka Helda… sering
aku berpikir kalau dia ga nyaman dengan posisinya sekarang. Tapi dia tetap
berusaha memberikan pelayanan terbaiknya. Aku belajar darinya untuk menjalankan
amanah dengan ikhlas dan selalu tersenyum. Yaa tersenyum, hal yang katanya
orang kampus jarang lihat di wajahku. Senyumnya manis, ringan tanpa beban,
terlihat cantik (senyumnya ya bukan orangnya :P )
Ka Trias… sosok
yang tulus, tulus berjuang di jalan ini, tulus mencintai apa yang ia kerjakan,
tulus menyayangi orang-orang disekitarnya. Aku pengen banget tau, kenapa orang-orang di sekitarnya bisa terlihat
sayang banget sama dia walaupun sebenarnya belum lama kenal. Sebenarnya apa aja
sih yang dia lakukan sampai bisa seperti itu? Sampai di akhir masa kepengurusan
ini, aku belum menemukan jawabannya, karena aku merasa kita memang kurang
menghabiskan waktu bersama. Sudahlah, biar ini jadi PR buatku. ^_^
Ka Resti… 2
tahun bekerja sama dengannya membuatku semakin yakin bahwa ia adalah sosok yang
amat tangguh. Ia sangat yakin bahwa sungguh pertolongan Allah itu amat dekat,
terutama untuk orang-orang yang berjuang di jalanNya. Ia bahkan lebih
mengkhawatirkan amanahnya dibandingkan akademiknya. Luar biasa banget deh. Aku
kagum banget. Aku pernah sekali menghabiskan malam bedua dengannya untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dari situ aku lihat secara jelas, langsung, dan
nyata, inilah yang disebut perjuangan dan pengorbanan. Walau kadang aku ga
paham apa yang sebenarnya dia inginkan, selama ia perlu bantuanku, aku akan
berusaha semampuku. Ia orang yang cerdas dan gesit. Ia membiarkan dirinya lelah
sendiri dibandingkan membagi bebannya itu dengan orang disekitarnya.
Winda… aku baru
mengenalnya lebih dekat ketika menerima amanah ini. Walau kami teman sekelas,
kami biasa saja. Darinya, aku belajar kesungguhan untuk memperjuangkan hal-hal
yang perlu diperjuangkan. Aku merasa, ia selalu bersungguh-sungguh dalam hal
ini. Dia yang dari awal benar-benar peduli dengan lembaga dan pekerjaan ini,
bukan hanya dari sisi luar, tapi juga dari sisi dalamnya.
Deway… dia
temanku sejak semester awal. Aku dan dia dekat juga sepertinya karena amanah
ini, belum lagi kita juga teman sekelas. Kita juga lumayan sering main bareng. .
Aku suka tulisan-tulisan puitis yang dia buat. Darinya, aku belajar untuk
minimal peduli dengan orang-orang terdekat di sekitar kita. Darinya juga aku
sadar untuk peduli dengan semua orang yang ada di sekitar kita, bukan hanya
ketika berkaitan dengan pekerjaan yang kita lakukan. Dan yang paling penting,
dia membuat aku sadar kalau yang seharusnya diperbaiki itu bukan Cuma tentang
penampilan sebagai muslimah dan ibadah
sebagai muslim, tetapi menata hati untuk jadi manusia yang bisa menempatkan
perasaan dengan tepat dan dengan cara yang tepat.
Amin… polos dan
lucu. Itu yang aku dapat dari dia. Dia selalu bisa bikin ketawa disituasi
serumit apapun. Aku ga pernah lihat dia marah. Secara pekerjaan, dia selalu
bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Stafnya juga kelihatan asik sama dia,
ga canggung gitu.
Gerdi… kesan
pertama kalau lihat dia pasti orang bilang ganteng, cool, keren dan sejenisnya.
Yaa mau digimanain lagi, emang dari sananya begitu. Dia orang yang kalo lagi
kaget, ekspresinya berlebihan banget, sampe bikin orang pada ketawa kalo lihat.
Dari awal perkenalan, dia bilang kalau dia orang yang ga bisa nolak kalau ada
yang minta tolong sama dia. Makanya aku bepikir kalau dia jadi Sekum pun
mungkin karena rasa ga enak untuk nolak. Hehehe.
Ka Dimas… dia
adalah orang yang aku maksud di cerita awal. Orang yang sebenarnya aku kurang
suka. Tapi aku berusaha untuk menghargainya sebagai ketua. Dia orang yang
bawel, pekerja keras, totalitas, dan agak manja (^_^)v Tapi orangnya asik untuk
diajak diskusi dan sharing. Banyak ilmu yang aku dapat dari dia. Awalnya emang ga suka banget sama dia, tapi lama kelamaan, dia adalah
tempat paling asyik untuk sharing.
Yaaa itulah orang-orang luar
biasa yang mengisi hidupku di tahun 2013. Semoga ukhuwah ini bisa membawa kita
ke Syurga bersama kelak. Aamiin.
Kalian memang ga sempurna,
tapi kalian membuat serpihan kehidupanku menjadi lebih indah dan berwarna.
SANGAAAT SAYANG KALIAN KARENA ALLAH ^_^