Bismillahirrahmanirrahim...
Aku mau sedikit cerita tentang … ehmm apa ya namanya. Ya pokoknya simak aja deh.
Kalo cerita dari awal mungkin bakal panjang banget, jadi dari pertengahan aja ya…
Aku mungkin memang ga bisa bohongin perasaan aku sampai sekarang ini
kalau aku masih belum bisa ikhlas menerima apa yang ada dihadapan ku dan
udah aku jalanin selama 1,5 semester kuliah ini. Awalnya memang aku
sangat amat ingin untuk masuk konsentrasi Pendidikan Akuntansi. Entah
kenapa, tapi menurutku itu semua hanya karena gengsi. Anak pendidikan
akuntansi pasti akan terlihat lebih “wah” dibandingkan Pendidikan Adm
Perkantoran. Untuk menepis pikiran itu, aku selalu mengalihkan pikiran
dengan asumsi kalau aku masuk pendidikan Akuntansi, aku bisa
mengeksplore diriku lebih baik lagi. Ada nazar besar yang aku buat untuk
keinginanku yang satu ini. Untuk ku nazar ini sebenarnya bisa saja
dilakukan dengan mudah, tetapi sejujurnya aku malu untuk melakukannya.
Biarlah waktu yang akan menjawab nazarku ini. Siang, malam dan setiap
doa, aku selalu berharap bisa masuk kelas pendidikan Akuntansi.
Akhirnya, Allah menjawab dan mengabulkan doaku. Aku diterima di kelas
Pendidikan Akuntansi. Banyak orang yang bangga atas prestasiku ini,
terutama keluargaku. Aku pikir mereka juga memikirkan gengsi atas
jurusan kuliah. Awalnya senaaaang sekali, tetapi seperti ada sesuatu
yang ga bisa aku ketahui. Hingga seminggu aku merasakan ada sesuatu yang
mengganjal di hatiku hingga membuat aku tak tenang untuk melakukan
berbagai aktivitas. Ternyata, aku rindu dengan pelajaran-pelajaran
“membosankan” tentang surat, arsip, steno, dll yang aku kuasai sejak
SMK. Yaa… aku adalah siswa SMK jurusan Administrasi Perkantoran yang
sekarang “terjebak” di kelas Pendidikan Akuntansi di kampus.
Aku rindu dengan suasana dimana aku bisa lebih unggul dibandingkan
dengan teman-teman lain dalam pelajaran-pelajaran AP. Aku rindu, dielu
elukan oleh teman-teman dan guru. Aku rindu semua. Aku ingin merasakan
itu lagi. Rasa rindu dan iri semakin muncul ketika aku mendengar cerita
teman seperjuanganku yang berhasil melanjutkan kuliahnya di kelas AP.
Semakin sesak ketika mendengar cerita tentang pelajaran-pelajaran yang
dulu aku suka. Aku simpan perasaan ini sendiri. Karena aku ga mau orang
lain tau. Picik? Sangat. Apa yang aku pikirkan memang benar-benar picik.
Aku hanya memikirkan kesenangan diriku dengan menyepelekan orang
disekitarku. Tapi itulah jalan teraman yang sangat mungkin untuk aku
lalui dengan mudah untuk mencapai cita-citaku.
Di kelas, entah mungkin karena sugesti sejak awal yang telah tertanam
di pikiranku bahwa aku ingin kembali ke AP, yang menyebabkan aku tidak
kosentrasi belajar, tidak ikhlas menjalankan semua tugas, tidak disiplin
dalam belajar, dan tidak mudah menyerap materi yang disampaikan. Aku
merasa kesulitan untuk menjalani ini semua. Hal ini semakin berat ketika
aku lihat teman-teman di sekitarku bisa dengan baik memahami
materi-meteri itu, walau tidak dengan lancar, setidaknya mereka bisa.
Sedangkan aku? Entahlah apa yang terjadi.
Aku masih belum mengerti apa yang Allah rencanakan untuk aku
kedepannya. Jujur, aku takut kalau Allah akan tidak memberikan
penerangan di masa depanku. Salah? Pasti. Apa yang aku pikirkan ini
adalah sesuatu kesalahan besar. Ga seharusnya aku berpikir seperti itu.
Tapi, itulah sejujurnya yang aku pikirkan. Ga ingin dan ga bermaksud
untuk berpikir seperti itu. Tapi, yah begitulah.
Aku pernah nonton tentang film Negeri 5 Menara. Apa yang aku rasakan
sekarang, sama seperti apa yang awalnya Alif rasakan ketika dia harus
menjalani pendidikannya di Pondok Madani. Tapi di tengah masa
pendidikannya itu, dia berhasil meluruskan niatnya untuk menuntut ilmu
dan berusaha mencapai cita-cita dengan jalan yang ada di hadapannya yang
telah Allah tentukan. Dan pada akhirnya pun benar, Alif berhasil meraih
cita-citanya melaui jalan itu, jalan yang telah Allah tentukan yang
awalnya ia tidak ikhlas menjalaninya.
Allah punya rencana. Itu adalah suatu kepastian.
Berharap aku bisa seperti Alif, minimal untuk awalnya aku bisa
meluruskan niat dan bisa menikmati jalan yang Allah udah tunjukkan ke
aku sekarang ini. Walau sebenarnya berat untuk mempercayai ini, tapi ini
adalah suatu kepastian dari Allah yang ga mungkin Allah bohong. Semua
pasti kembali ke diri aku sendiri. Banyak hal yang harus aku perbaiki
dari dalam diriku sendiri. Harus PERCAYA dan YAKIN. SEMANGAAAAAT ^_^
Ya Allah, yg Maha Pengampun,
Ampunilai segala dosa buruk sangka ku terhadapMu. Sungguh hanya Engkau yang mengetahui hal terbaik untuk hambaMu ini.
Ya Allah, yg Maha Pemberi,
Berikanlah hamba kekuatan untuk melawan hawa nafsu buruk hamba.
Berikanlah kekuatan untuk berjuang di jalanMu (menuntut Ilmu).
Berikanlah hamba kemudahan dalam meraih cita-cita. Tunjukilah hamba
jalan yang lurus untuk mencapai ridhoMu. Berikanlah yang terbaik untuk
hamba dan orang-orang disekitar hamba.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Aamiin
keep writing :) keep learning.. (not only because we are learning center :P )
BalasHapusits so inspiring ^^
hehehe :D
BalasHapusThank you :)
ooh ini toh yang kamu maksud ga bisa ikhlas :)
BalasHapuslagi curhat bu -_- curhatan di motor ini kayanya.. wkwkwk....
BalasHapus